7 (tujuh) Prinsip Palang Merah : Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, Kesemestaan.



Sabtu, 16 Agustus 2008

Profil Relawan



PAK HARRY SUGITO

Bergabung dengan PMI sejak
Agresi belanda ke II hingga Sekarang



Pak Heri begitulah pangilan akrab yang sering digunakan oleh orang - orang PMI Cabang Kota Semarang Khususnya Anggota relawan kepada bapak ini. Beliau lahir 74 Tahun silam didaerah pematang siantar Sumatra utara, Tepatnya Tanggal, 12 Desember 1932 dengan nama lengkap Harry Sugito.
Bapak dari 10 ( Sepuluh) anak ini Pertama kali bergabung dengan PMI pada bulan Januari 1949. pada saat itu beliau masih Lajang hingga sekarang.Saat ini beliau sudah di karuniai 22 ( Dua puluh dua ) orang Cucu dan 1 ( satu ) orang cicit namun semangat kemanusian masih terpancar dari beliau.
Berikut ini kisah perjananan beliau saat bergabung dengan PMI. Pada tahun 1948 tentara belanda memasuki daerah boyolali. Kebetulan beliau mempunyai kakek di daerah tersebut.pada saat itu sering terjadi bentrokan antara tentara patroli belanda dengan warga yang sering menimbulkan korban dipihak warga.Pada saat itu satu-satunya petugas kesehatan adalah PMI, yang mana saat itu bermarkas di desa sudimoro kecamatan teras ,Boyolali.Saat itu petugas PMI hanya 7 orang diantaranya 5 orang perempuan dan 2 orang pemuda dari kedokteran.
Pada saat beliau mengunjungi kakeknya didesa, beliau mendaftarkan diri menjadi relawan untuk membantu petugas PMI untuk merawat penduduk yang terkena tembakan patroli belanda.Awal mulanya beliau membantu membuat perban dari pelepah pisang yang dihaluskan sedemikian rupa.
Pada tanggal, 19 Maret 1949 tentara belanda menyerang para pejuang kita dari segala penjuru yang mengakibatkan kocar kacir dan merasa markas PMI sudah tidak aman akhirnya Markas PMI dipindah ke dukuh tangung sekitar 2 KM dari Sudimoro. Baru beberapa waktu berselang markas PMI sudah terkena serangan dan menjadi porak poranda.ini adalah kisah awal beliau yang sangat menyedihkan saat bergabung dengan PMI.
Pada tahun 1952 beliau bergabung dan dilantik sebagai anggota POLRI dan ditempatkan di Seksi III daerah kalisari Semarang.Selang dua tahun dinas dikepolisian beliau menyunting Putri asrama tepatnya pada bulan desember 1954.
Pada tahun 1956 beliau bertugas di bidang pembinaan anak-anak pada saat itu bernama DIPUAP ( Dinas Polisi Urusan Anak-Anak Pemuda ).Pada saat itu beliau mendirikan Gugus kepanduan yang bernama PANDU BAYANGKHARA. Ketika itu putra-putri pandu Bhayangkara sangat dipercaya dan mendapat tempat dihati masyarakat karena sering terlibat dalam kemanusian.Seperti hanya membantu PMI Cabang Kota Semarang dalam Bulan Dana PMI selama Satu bulan penuh.
Pada saat itu Bulan dana bukan berupa uang melainkan berupa bahan – bahan bantuan seperti Pakaian Pantas pakai, Koran-koran, Boto-botol dan lain-lain yang dikumpulkan oleh masyarakat di kelurahan ataupun diinstansi masing- masing.Selepas dari dinas sebagai anggota POLRI Pak Harry mengambil bantuan dari masyarakat tersebut untuk diserahkan kepada PMI, dengan mengunakan kendaraan Zispan yang disebelahnya ada bagasinya dan dibantu oleh adik-adik pandu.
Disitulah muncul kembali hati nurani beliau dan tergugah, ingat akan perjuangan saat bergabung dengan PMI pada tahun 1949.Pada tahun 1969 PMI mencari pembina dan beliau mendaftarkan diri bersama 18 orang yang berlatar belakang berbeda. Tidak hanya sampai disitu setelah menjadi pembina di PMI beliau bersama Pak kahar,dan Ibu Lien berinisiatip merintis dan mendirikan organisasi Relawan KSR ( Korps Sukarela ) pada saat itu bernama CSR ( Corp Sukarela ).Setelah menempuh pelatihan selama satu bulan setiap Sore dari jam 15.00-19.00 di markas PMI semarang, pada tanggal,28 Oktober 1969 beliau dilantik sebagai anggota CSR oleh Sekretaris PMI Cabang kota semarang pada saat itu ( Bp.Suwarno Asmorejo ) Wedono kota madya semarang.
Diselang waktu beliau sebagai anggota POLRI beliau selalu aktif kegiatan di PMI dan pada tahun 1972 beliau dipilih sebagai pengurus urusan Relawan ( KSR ) hingga akhirnya pada 5 januari 1995 Beliau mengundurkan diri, namun beliau tidak sepenuhnya lepas dari kepalangmerahan karena sekarang beliau masih aktif sebagai Pengurus Paguyuban Lansia Sehat PMI .
Beberapa tugas bencana yang pernah beliau ikuti diantaranya :
1. Membantu korban Banjir di demak pada tahun 1972
2. Membantu korban Banjir di Cilacap pada tahun 1973
3. Pertemuan Pimpinan PMI sejawa – Madura membahas peihal bencana pada th 1975 di bandungan
4. Dikirim oleh PMI sebagai Tim dapur umum di daerah konflik timor-timur
5. tahun 1976 dikirim membantu gempa bumi di Bali
6. pada tahun 1979 beliau juga terlibat dalam penanganan gas alam didaerah dieng, banjarnegara
7. terakhir beliau terlibat dalam tugas penanganan bencana pada gunung meletus ( Galungung )

Saat bertemu dengan SIAGA Jateng beliau menuturkan saat yang paling bekesan adalah saat acara ulang Tahun relawan PMI Cabang Kota Semarang ( KSR ) tahun 1975 beliau mendapat kalungan bunga dari Ketua penggurus PMI Cabang Kodya Semarang bapak Suwarsono SH. Pada saat itu beliau usai bertugas dari Tim-Tim dan pulang dalam keadaan selamat.Namun selain itu juga banyak pengalaman baik dan buruk yang beliau peroleh saat menjalankan tugas dari PMI.
Pesan beliau untuk kita semua jangan mengeluh menjalankan tugas yang dibebankan kepada kita walaupun apa yang terjadi dan tugas yang kita emban hendaknya dilaksanakan dengan baik dan bijak niscaya akan selalu menambah pengalaman kepuasan batin

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda