7 (tujuh) Prinsip Palang Merah : Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, Kesemestaan.



Sabtu, 16 Agustus 2008

SIAP SIAGA BENCANA

Sebagai mana basic dari PMI yang pada mulanya bertujuan meringankan beban penderitaan dari sesama. PMI Cabang Kota Semarang juga turut berperan aktif dalam kegiatan penagulangan bencana alam baik bencana yang terjadi di daerah local semarang maupun didaerah daerah lain.

memang dalam pelaksanaannya PMI sudah menpunyai Protaf pelaksanaan.disisi lain Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan bencana.Ketika bencana alam terjadi, maka bukan hanya tim pelayanan kesehatan darurat dan bantuan yang datang,Namun wartawan dari semua media masa ikut datang karena pada dasarnya bencana alam juga merupakan topik pemberitaan yang sangat ditunggu baik keluarga dan masyarakat umurn. Ketika jaman keterbukaan dan isolasi pers sudah tidak ada lagi, maka setiap wartawan boleh menulis apapun sejauh yang ditulis etis dan mengandung kebenaran faktual yang ada.
Akibat yang ditimbulkan dari pemberitaan ini ada nilai bagus dan nilai yang tidak bagus. Nilai bagus bila pemberita dengan bijak bisa mendorong pertolongan lebih tersebar dan terkoordinasi lebih baik. Ini sangat penting karena pada dasarnya kita semua memerlukan evaluasi dari pihak lain untuk inemperbaiki pelayanan dari waklu ke waktu, Selain itu adanya kenyataan bahwa bencana sering menimbulkan korupsi sehingga dengan keterbukaan ini akan lebih terjaga bantuan sampai pada yang diharapkan oleh penyumbang.
Meskipun begitu ada juga pemberitaan kurang bijak yang suatu saat justru kontra produktif. Seperti pemberitaan live gempa yang mengekspos kemungkinan terjadinya tsunami. Walau pemberitaan tersebut wajar, akan tetapi penerimaan masyarakat yang tidak akurat menimbulkan kepanikan pada mereka sehingga mereka panik. Pada sisi lain, pemberitaan yang tidak akurat bisa menimbulkan kebijakan yang tidak pas. Wartawan yang pada awalnya memang bukan orang yang terlatih melihat dan mengelola bencana, tentu akan mempunyai sisi pandang tidak sama dengan kondisi nyata di lapangan. Sebaran bantuan bisa tidak akurat bila pemberitaan tidak akurat dengan data keseluruhan terpaparkan. Sebagai contoh, ketika media masa terkenal mengekspos live kurangnya bantuan pada tempat tertentu kemudian terjadi respon berlebih dan dari petugas sehingga bantuan terbesarnya diarahkan pada tempat itu untuk mengurangi dampak politisnya. Akan tetapi pada saat sama, kegiatan ini mengacaukan skala prioritas yang harus segera dilakukan. Bahkan tidak jarang setiap pemberitaan kemudian memunculkan kemarahan petugas dan debat kusir dalam dialog saling menyalahkan yang tidak produkstif.
Dari gambaran di atas, maka diperlukan pemahaman manajemen informasi pada keadaan darurat oleh para pejabat terutama yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan bencana di tingkat kabupaten hingga nasional. Pada titik berikutnya, penanggung jawab tanggap darurat bisa menggunakan media masa sebagai bagian dari upaya pendorongan pengelolaan bencana yang ada.
Manajemen
Dalam praktek yang ada, hampir semua pengelolaan bencana sering mengabaikan keberadaan manajemen informasi dalam satkorlak. Sehingga setiap pejabat memberi informasi dantidak didukung oleh data yang factual.Kita sering mendengar dan melihat para pejabat berwenang telah merasa melakukan sesuwatu padahal dilapangan hal itu belum dirasakan oleh masyarakat.
Pengorganisasian
Pada awal pembentukkan, satkorlak dimasukkan dalam struktur. DI dalam organisasi pemerintahan kita, struktur ini sering disebut humas. Humas ini sangat penting akan tetapi sering diisi tanpa memperhatikan kemanfaatannya sehingga bukan orang yang capable. Akibatnya la dibatasi kapasitas informasinya agar tidak salah bicara. Pada sisi lain banyak dari pejabat tidak melihat media masa sebagai pendukung operasi kerjanya tetapi justru sebagai pengganggu. Padahal di alam terbuka seperti ini hal itu sudah tidak mungkin lag]. Mau tidak mau pejabat harus bisa menggunakan media masa untuk kepentingan tugasnya.
Sistem Kerja
Manajer dalam informasi, harus memahami filososfi tugasnya. Kernudian bisa mcnjabarkan dalam assesment, pengolahan dan analisa data untuk kepentingan tugas anggota satlak termasuk PMI dan pendistribusian data secara periodik. Tugas ini dilakukan terus menerus sehingga bila ada masalah di lapangan yang ditemukan wartawan atau masyarakat lainnya, manajer informasi tidak buta sama sekali. Distribusi informasi ini harus tcrbuka tetapi bijak. Kesulitan pemerintah dalam mengelola bcncana bila bisa disampaikan pennasalahnya justru menimbulkan empati warga dan wartawan untuk mcmbantu. Akan tetapi bila ditutup-tutupi justru akan rnenjadikan bumerang. Tentu saja pengelolaan dan metode distribusi informasi menggunakan analisa yang bijak agar jangan sampai informasi justru menjadi penambah masalah. Pada sisi lain, manajer informasi juga akan melakukan analisa dan rekomendasi untuk pengembangan satlak itu sendiri dengan menggunakan masukan dari warga dan wartawan yang sampai lapangan maupun data yang diakses langsung oleh timnya.
Kolaborasi
Manajer informasi sangat penting rnelakukan kolaborasi dengan bidang-bidang lainnya dalam satkorlak seperti bagian dokumcntasi, assessment, maupun dengan unsur dari luar seperti ORARI, RAPI, media massa dan lainnya.
Sumber daya yang mengelola manajemen informasi sebaiknya dipilih yang kapabel dan bukan sekadarnya. Selain mempunyai kcmampuan komunikasi, pribadi tcrsebut diharapkan juga mampu mengolah, menganalisa data serta rnelakukan presentasi. Stafnva Pull juga mempunyai kemampuan assessment dan kolaborasi yang balk dengan orang lain. Pada dasarnya manajemen informasi adalah wajah dari sistem yang besar balk satkorlak, kabupaten, provinsi dan nasional.
Peralatan
Peralatan dasar suatu manajemen informasi sebenanrya tidak besar. Dengan ruang press release, kamera. komputer dan alat presentasi seperti LCD, dan printer, pelayanan informasi dapat diselenggarakan dengan baik.
Distribusi Informasi
Penvaluran informasi bisa dilakukan periodik rnisalnya dua kali sehari meliputi apa yang akan dilakukan hari ini dan malam hari, juga apa yang telah dicapai pada hari ini. Tidak mcnutup kemungkinan adanya pemherian informasi setiap saat bagi yang belum mengakses informasi sebelurnnya. Untuk itu diperlukan staf khusus yang ada di setiap lokasi yang diketahui oleh urnum.
Tugas Terkait.
Pada dasamya, pelayanan informasi ini bisa diintegrasikan dengan pelayanan lainnya seperti klien informasi, front office, pcncrimaan keluhan masyarakat, penerimaan dan pelayanan tamu ( Relawan ). Pcngalaman banyaknya relawan yang tidak tahu tugas dan mengeluh hingga pulang sendiri¬sendiri sebelum melakukan tugas jangan sampai terjadi karena rnereka dari rurnah sudah menyiapkan diri. Bila tidak dimanfaatkan maka upaya pengelolaan korban akan mubazir. Tugas terkait ini bisa dilaksanakan sendiri-scndiri atau integral tergantung pada cukupnya tenaga yang dialokasikan serta beban tugas faktual yang saat itu mendesak.
Dari tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen informasi sangat penting untuk menunjang performance satuan tugas bencana alam. Walaupun begitu sampai saat ini masih sangat belurn diperhatikan sehingga sering terjadi posisi berseberangan antara gugus tugas dan masyarakat. Hal ini bisa dihilangkan bila dipahami manfaat media masa dan menggunakan sebagai pendorong pencapaian gugus tugas bencana alam.

Label:

1 Komentar:

Blogger alie81 mengatakan...

Salam buat cata angkatan 2008....

mari kita tujukkan semangat jiwa korp yang sudah kita ikrarkan pada pendidikan dan pelatihan yang sudah kita jalani.
jangan pernah menyerah akan ketidakmampuan yang kita miliki,tapi berjuanglah untuk mengusir ketidakmampuan tersebut....

salam

Arief

5 November 2008 pukul 06.34  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda